Minggu, 24 Maret 2013

Petani, Keringatmu Kehidupanku

Berbicara mengenai pertanian, terutama sawah, hal pertama yang terlintas di benak kita adalah kotor, becek, jorok dan lain sebagainya. Tak bisa dipungkiri, hal tersebut memanglah benar. Namun, tidakkah kita tahu bahwa dari sanalah kebutuhan pangan kita berasal. Karena apa? Ya, tentu saja karena mayoritas dari penduduk Indonesia mengonsumsi nasi yang tidak lain adalah hasil olahan beras yang ditanak. Hal lain yang juga terlintas dibenak kita tentu saja petani. Tidak sedikit orang yang memandang sebelah mata profesi ini, selalu memberi citra ‘miskin’ bagi siapapun yang menggelutinya. Padahal, ia lah ujung tombak kehidupan kita, berkatnya kita masih bisa merasakan lezatnya biji ajaib yang bernama nasi. Pencitraan yang tidak benar mengenai petani inilah yang harus kita luruskan.
Tahukah anda? Bahwa petani merupakan asset terbesar di bidang pangan yang kita miliki. Siapakah yang seharusnya memberdayakannya? Pemerintah? Ya, tentu saja pemerintah tidak hanya diam dalam hal ini, pemerintah sudah melakukan upaya maksimalnya untuk memberikan dukungan moril dan materil untuk memberdayakan petani. Sebagai contoh, subsidi pupuk, bantuan peralatan melalui mekanisme kelompok tani yang diberikan secara agregasi dirasa cukup membantu para petani. Selain pemerintah, lalu siapa lagi? Kita? Harus, kita mempunyai kewajiban lebih dalam memberdayakan petani ketimbang pemerintah. Wajib kita ketahui, pekerjaan petani bukan pekerjaan yang sembarangan, bisa jadi anda atau mungkin saya belum tentu bisa melakukannya. Setiap hari bermandi keringat disengat teriknya matahari, berteman emosi yang senantiasa datang ketika hama menghampiri, rela tidak tidur ketika musim pengairan terjadi – hanya orang-orang bermental baja dan memiliki kesabaran ekstra yang mampu menjalaninya.
Saya lebih teriris lagi ketika ada yang mengatakan bahwa petani adalah pengangguran musiman. Hal yang sangat tidak patut untuk menggambarkan pahlawan pangan yang satu ini. Wajib diingat, petani BUKAN pengangguran musiman, mereka masih tetap bekerja meski musim tanam telah usai, dan yang pasti mereka tetap mempriyoritas utamakan pekerjaan mereka sebagai petani ketika musim tanam telah tiba. Kerja keras mereka adalah demi kita dan demi meningkatkan produktifitas pangan di Indonesia yang mengalami penurunan tajam karena jumlah sawah beririgasi di Indonesia menyusut hingga 3.000 hektare per hari dari jumlah total 7,4 juta hectare.
Untuk itu, sudah sepatutnya kita – tidak hanya pemerintah, turut memberdayakan petani semaksimal mungkin, karena dialah ujung tombak penghasil pangan yang kita konsumsi. Ibarat butir-butir keringatnya yang kemudian tumpah menjadi bulir-bulir padi yang siap berevolusi menjadi biji ajaib yang kita konsumsi sehari-hari – Itulah penggambaran petani. Dari jerih payahnya kita masih bisa menikmati kelezatan nasi dan berkat cucuran keringatnya kita masih bisa menjalani hidup ini. Ialah perantara luar biasa yang diberikan Tuhan untuk kita.

11 komentar:

  1. berikan komentar dan kritik anda atas post ini :)

    BalasHapus
  2. nice post bro (y), kata-katany great bgtt

    BalasHapus
  3. penyampaian yg sederhana, lugas namun mengena,.. nice (y),.. sdah sepatutnya kita memberdyakan petani, kalau bukan kita, siapa lagi?

    BalasHapus
  4. Aji :: bner bgt itu, kitalah yg sepatutnya memberdayakan mereka. mkasih gan
    Annisa :: mkasih ya

    BalasHapus
  5. Bagus sekali postingan anda, sunggung sangat berbobot dan bermanfaat.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. "Ibarat butir-butir keringatnya yang kemudian tumpah menjadi bulir-bulir padi yang siap berevolusi menjadi biji ajaib yang kita konsumsi sehari-hari – Itulah penggambaran petani. Dari jerih payahnya kita masih bisa menikmati kelezatan nasi dan berkat cucuran keringatnya kita masih bisa menjalani hidup ini. Ialah perantara luar biasa yang diberikan Tuhan untuk kita"
    Gilee, merinding gw ngebacanya! ini yg utk lomba blog IPB it kan? sukses ya, semoga menang, keren banget artikel lu, good!

    BalasHapus
  8. Wkkwk iya, nice bgt kta2 komennya bro (y) thanks

    BalasHapus