Senin, 26 Desember 2011

Contoh resensi beserta unsur ekstrinsik dan intrinsiknya

                         Judul         : Jejak Kala        
                         Pengarang : Andita S.Thayf
                         Penerbit     : Andi
                         Tebal         : 193 halaman
                         Tahun        : 2009

            Novel pertamanya yang terbit adalah Keajaiban Untuk Ila ( novel anak, 2005 ). Pemenang I Sayembara Menulis Anak dan Nominator Mizan Award ( 2006 ). Karya-karyanya anatara lain Tirai Hujan ( novel remaja, 2006 ) pemenang harapan II Sayembara Menulis Novel Remaja yang diadakan Penerbit Tiga Serangkai, Dunia Pink-Pink ( novel remaja terbitan Popyrus 2006 ), Jejak Kala ( pemenang harapan I Lomba Penulisan Novel Inspirasi 2008 penerbit Andi ), dan Tanah Tabu ( pemenang I Lomba Penulisan Novel DKI Jakarta 2008 ).
            Kala kecil berfikir jadi anak Pak Dukuh itu menyenangkan. Bias bangun siang, makan enak, baju bagus dan bias sekolah. Tidak seperti dirinya sekarang, dia harus bangun sebelum subuh benar-benar mengakhiri malam. Dia harus mengakhiri kenikmatan lelap untuk mulai bekerja. Tapi, mengapa ia sudah harus bekerja? Begitu kerasnya tak ada sedikitpun waktu yang bias dipakai bermain bersama anak-anak lain. Kala sangat hafal jalan menuju rumah Pak Dukuh yang begitu jauh dari rumahnya. Di rumah itulah Kala bekerja sebagai pesuruh dengan bayaran kecil. Tugas pertamanya sesampai di rumah itu adalah menimba air untuk mandi seluruh anggota keluarga Pak Dukuh, menyapu halaman yang sangat luas, membantu Ano memasak dan membantunya mencucu pakaian,dan memanggul barang-barang yang berat ketika menemani majikan pergi ke pasar. Ia juga haru mengantar makan ke sawah yang jaraknya 5 km untuk makan para pekerja. Kemudian Kala kecil dibawa ke kota oleh keluarga Bahar, keponakan Pak Dukuh. Di sana dia disekolahkan sampai SMP dan membantu menjaga anak keluarga itu. Kala suka tinggal di sana karena majikannya baik dan ia mempunyai banyak teman. Ketika langit mulai meremang senja, kala berjalan pulang dengan langkah ringan tapi hanya sampai di perbatasan Singkong, karena setelah itu Kala harus menghadapi ketakutan yang terpampang di depannya. Dia harus melewati hutan yang meneramkan.
            Kala remaja mulai merindu lelaki. Canda Koes, ajudan kak Bahar serupa embun cinta yang jatuh menggelitik hati gersang Kala. Tawa empuk Koes gairahkan hidup Kala. Pujian rasa kopi yang pas dan pisang goring yang enak terasa bagai pujian terselubung atas kecakapan dirinya sebagai seorang perempuan yang sebentar lagi matang dan siap dipetik dari pohonnya. Setelah berbulan-bulanmenikmati indahnya mimpi, manusia yang sedang di mabuk asmara, dan terpaksa harus berakhir. Mimpi dan api itu telah mati. Terganti perih dan nyeri. Lubuk hati menangis, perih teriris. Sakit yang tak terkikis. Sang kekasih membuat pernyataan menyakitkan yang di ucapkan tanpa rasa berdosa, bahkan ia tak pernah menganggap Kala lebih dari seorang adik dan dia akan segera menikah. Keluguan di salah gunakan. Kejadian patah hati Kala sempat menjadi topik terhangat yang kerap dibicarakan penghuni rumah.
            Satu persatu penghuni rumah itu menikah dan meninggalkan rumah kak Bahar, tapi tidak begitu dengan Kala. Hari-harinya dihabiskan mengurus cucu-cucu kak Bahar dan kak Tien. Banyak pelajaran hidup yang dapat diambil dari rumah itu, termasuk perselingkuhan kak Bahar dengan wanita lain. Waktu terasa cepat berlalu. Kini setelah tiga puluh satu tahun, kesedihan memanggil Kala pulang. Tapi apa yang didapat Kala, Kemi kakak Kala mencaci makinya karena dialah penyebab kematian emaknya. Emaknya meninggal karena menahan rindu padanya. Ia juga tidak bisa memenuhi keinginan emaknya. Emaknya tidak ingin dia mati dala kesepian seorang perawan tua.
            Ia kembali ke kota menjaga cucu majikannya, anak Is. Tapi itu tak lama, majikannya dan anaknya Is meninggal. Dia tak ingin lagi menambah beban istrinya Is dan anak-anaknya. Mulailah ia menyusuri jalan-jaln untuk mencari tempat tinggal. Dan akhirnya, bekerja di warung makan milik temannya yang baik, dan sebuah pekerjaan di depan tumpukan piring dan gelas koyor telah memenuhi standar bahagia Kala di hari tua. Meski hatinya masih ada sebuah ruang kosong yang tak pernah terisi dan tersentuh bahagia. Hingga siang dan malam menggerogoti usia Kala, membuat penyakit dating satu persatu, ia pun tak kuat lagi bekerja. Karena tak ingin menyusahkan penolong hidupnya, Lilik. Kala memutuskan pulang kampung. Di kapung dia disia-siakan oleh cucu-cucunya anak dari Keni kakanya yang telah meninggal.
            Hanya kenangan yang menemani hidupnya. Kenangan indah bersama Ella, cucu majikan yang dia asuh sejak bayi. Dia sangat merindukan Ella. Sampai malaikat maut mengahiri perjalanan Kala, tepat ketika subuh dating menutup malam. Sepucuk senyum tersampir di bibir keriputnya, seolah maut adalah karib yang sudah lama ia tunggu. Di bawah pohon kamboja Kala tertidur berkafan tanah sendiri dalam sunyi, tapi hangat dalam kenangan, sebab cintanya tak pernah ikut mati. Abadi bersama jejak kasih dan pengabdiannya yang tulus dalam hati anak-anak yang tak pernah ia miliki.
            Anindita adalah pengarang yang bagus, Jejak Kala adalah kisah mengharukan dari orang kecil yang selalu diremehkan dan dipandang rendah namun sanggup memiliki jiwa besar dan hangat. Novel ini menyentuh dan mampu memberi inspirasi tentang arti hidup. Gaya bahasa yang digunakan juga sangat bervariasi sehigga menarik untuk di baca. Judulnya juga menarik, menggoda orang untuk membacanya. Selain itu covernya juga bagus. Tapi kadang-kadang alur ceritanya sedikit monoton dan membuat pembaca mudah menebak akhir ceritanya.

Unsur intrinsik
a. Tema             : Perjalanan hidup seorang perempuan.
b. Alur               : Maju ( karena, menceritakan kisah hidup seseorang dari mulai
                            anak-anak sampai meninggal ).
c. Latar              : 1. Tempat : Sebuah rumah mewah.   
                            2. Waktu   : Tahun 1963-1995.
d. Tokoh            :
   1. Kala            : Patuh, ramah, ulet, rajin.
   2. Emak          : Pekerja keras.
   3. Pak Dukuh  : Pemarah.
   4. Bu Dukuh    :Baik, ramah.
   5. Ina               : Suka cemberut, cepat marah, anti diperintah.
   6. Salma          : Ramah, baik, rendah hati.
   7. Kemi           : Tegas.
   8. Kei              : Manja.
   9. Ano             : Suka marah tanpa sebab.
  10. Kak Bahar  : Suka menolong, tidak setia.
  11. Kak Tien    : Baik, lembut.
  13. Sumar         : Tidak terlalu ramah, pintar.
  14. Koes           : Percaya diri, keren.
  15. Kak Mien   : Berwajah muram dan sendu, tidak percaya diri.
  16. Is                : Pekerja keras, setia.
e. Amanat          :  Jangan melakukan sesuatu yang akan kamu sesali.
f. Sudut pandang: Orang ketiga ( diaan ) ( karena pengarang berada di luar cerita/
                             tidak terlibat secara langsung di dalam cerita.
g. Konflik           : Batin  : Kala selalu dicemooh dan direndahkan oleh orang seki-
                                          tarnya.
                             Sosial  : Kemiskinan membuat Kala harus bekerja keras meski-
                                           Pun dia masih anak-anak.
Unsur ekstrinsik.
a. Moral              : Sifat penyayang ( Kala sangat menyayangi anak-anak yang dia
                              asuh meskipun itu bukan anaknya.
b. Religi              : Kematian merupakan takdir setiap orang yang tidak bisa dihin-
                             dari.


Ditulis oleh : Dicky Mahardhika.
Kelas           : XI IPA 1.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar